Bukan Sekadar Jadi Kaya: Perjalanan Steven G. Tunas Mengubah Dunia Trading Jadi Ruang Edukasi Finansial

Nasional9 Dilihat
banner 468x60

“Trading itu bukan soal grafik, tapi soal karakter.”
Itulah prinsip hidup Steven G. Tunas, seorang fund manager ABC Group yang kini lebih merambah dunia pendidikan dan literasi keuangan berbasis komunitas.
Saat dunia ramai menyoroti gaya hidup trader instan dan testimoni cuan bombastis, Steven justru memilih jalan yang lebih panjang; membangun komunitas bernama Jago Scalping, bukan untuk menjanjikan kekayaan, tapi untuk mencerdaskan cara masyarakat memperlakukan uang.

Awalnya Bukan Finansial, Tapi Lautan

Tak banyak yang tahu, Steven adalah lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Dunia finansial sama sekali tidak masuk dalam rencananya, hingga sebuah kelas pasar modal yang ia ikuti di masa kuliah mengubah arah hidupnya.

banner 336x280

Setelah menyelesaikan studi, ia tak langsung loncat jadi trader. Kariernya dimulai dari level analis, kemudian bertumbuh di berbagai lini industri keuangan: mulai dari dealing room hingga level eksekutif di perusahaan sekuritas dan pialang berjangka.

Hingga suatu hari, seorang klien dari ABC Group memintanya untuk bekerja di ABC sebagai fund manager perusahaan ABC. Di sanalah pertama kali Steven dipercayai mengelola dana perusahaan untuk investasi. Dari sinilah tanggung jawab sesungguhnya dimulai.

Terjalnya Jalan Di Balik Profit

Tiga peristiwa global paling mengguncang pasar keuangan—Tragedi 9/11, Krisis Finansial 2008, dan Pandemi COVID-19—semua dialami Steven langsung sebagai pengelola dana perusahaan/fund manager.

Bukan teori, bukan simulasi. Tapi real loss & real panic. Ia melihat portofolio ambruk dalam semalam. Menghadapi telepon dari investor panik. Dan lebih dari sekali, meragukan jalur yang ia pilih.

Namun, justru dari titik terendah itu, ia menemukan sistem trading yang efektif, bahwa posisi menginap adalah mimpi buruk dalam krisis, sementara scalping bisa menjadi alternatif trading yang lebih aman dan tahan lama.

Dan dari prinsip itu pula, ia mulai membentuk pendekatan yang kelak dikenal sebagai fondasi Jago Scalping.

Lahirnya Komunitas Bukan Karena Profit, Tapi Tanggung Jawab

Ketika pandemi melanda, Steven mendapati lonjakan orang awam masuk ke dunia trading. Banyak yang masuk karena tergoda “kerja dari rumah, modal kecil, hasil besar.” Sayangnya, banyak pula yang terseret rugi besar karena ikut sinyal buta, tidak paham risiko, dan terlalu percaya pada keberuntungan.

Merespons fenomena itu, Steven memutuskan membentuk komunitas edukatif Jago Scalping. Namun ia menegaskan sejak awal, “Saya tidak menjual mimpi. Saya hanya membagikan sistem dan mentalitas. Karena kalau hanya mau instan saja, profit saja, semua orang akan jadi korban,” tegasnya.

Di Jago Scalping, ia tidak hanya mengajarkan strategi teknikal. Ia memulai dari mindset, manajemen risiko, dan ketahanan mental. Karena menurutnya, trading itu bukan soal insting, tapi soal sistem.

Dari Komunitas Jadi Gerakan Edukasi

Bagi Steven, trading bukan lagi soal hasil pribadi. Ini sudah menjadi gerakan literasi. 

“Di luar sana, orang kehilangan uang bukan hanya karena pasar, tapi karena tidak tahu ilmunya. Kalau kita tidak ubah ini, bangsa kita akan kalah, bukan dari negara lain, tapi dari platform yang memanfaatkan ketidaktahuan kita,” ujar Steven.

Ia percaya bahwa anak muda, ibu rumah tangga, hingga profesional bisa masuk ke dunia ini asal sadar diri dan disiplin belajar. Karena itu, komunitasnya dibekali kurikulum, sesi mentoring seumur hidup, dan ruang diskusi tanpa gimmick.

Misi Terus Berjalan

Saat banyak orang berlomba bikin konten viral soal profit harian, Steven justru tenang membangun satu per satu komunitas belajar.

Ia tahu ini bukan jalan populer, tetapi ia juga tahu ini jalan yang benar. Karena seperti yang sering ia katakan, “Profit itu bonus. Tapi fondasi mental dan literasi itu yang akan menyelamatkanmu saat market berbalik arah,”

Dari Steven, kita dapat belajar bahwa sukses di dunia trading bukan soal seberapa cepat kamu cuan, tapi seberapa siap kamu bertahan. Bahwa literasi keuangan bukan sekadar buku tebal, tapi keputusan sehari-hari tentang uang, risiko, dan kesabaran. Dan bahwa kalau ada jalan yang bisa menyelamatkan banyak orang dari rugi besar, jalan itu layak diperjuangkan.

Jika kamu ingin belajar trading dari perspektif realistis, bersama komunitas yang tidak menjual ilusi, mungkin sudah waktunya kamu kenal lebih dekat dengan Jago Scalping.

banner 336x280

Artikel ini juga tayang di VRITIMES