Di Indonesia, sering kali kita dengar nasihat seperti: “Kalau gak punya koneksi, jangan harap bisa masuk proyek besar.” Akan tetapi, Yohannes Hengky adalah bukti hidup bahwa kepercayaan lebih kuat dari koneksi. Bahwa kerja nyata bisa mengalahkan jabatan atau nama keluarga.
Ia bukan anak insinyur, tak juga lahir dari keluarga konglomerat. Namun, sejak 1998, Hengky membuktikan bahwa dunia konstruksi bisa ditembus oleh siapa saja, asal tahu caranya membangun kepercayaan.
Dari Dekorasi Stand ke Proyek Gereja
Perjalanan Hengky dimulai bukan dari tender miliaran, tetapi justru dari proyek sederhana: mendekorasi stand pameran di PRPP Semarang. Beberapa proyek dekorasi yang ia lakukan ketika merintis karirnya tidak didapatkan dari pemenangan tender besar, tetapi justru tawaran dari teman-teman terdekatnya.
Dari sinilah semuanya bergulir. Satu proyek kecil membuka pintu proyek berikutnya. Bukan karena CV-nya panjang, tapi karena hasil kerjanya nyata dan marketing mulut ke mulut melambungkan namanya.
Ketika ia akhirnya dipercaya dalam proyek pembangunan sebuah gereja, ternyata hasilnya mengundang pujian. Jemaat yang puas mulai memintanya membangun rumah pribadi mereka, salah satu yang menjadi klien-nya saat itu adalah direktur dari Nissin Biscuit.
Kepercayaan itu menular. Dari satu rumah ke rumah lain. Dari proyek kecil ke bangunan kos-kosan dekat UNDIP. Sampai akhirnya, Hengky kewalahan sendiri menerima proyek dan terpaksa menolak beberapa tawaran. Hengky meyakini betul, semua berkat yang ia terima hari ini tidak datang dari marketing yang rumit maupun budget iklan berlebih, tetapi justru dari kepercayaan yang terus bergulir dari satu klien ke klien lainnya.
Tanggung Jawab sebagai Kunci Utama
Dalam dunia konstruksi, salah satu ketakutan terbesar klien adalah: ditinggal kabur kontraktor dan proyeknya terbengkalai. Hengky mampu memahami hal tersebut. Maka bagi dia, tanggung jawab bukan sekadar etika, tetapi modal bisnis utama.
Di dalam salah satu wawancara bersama Sekali Seumur Hidup, ia juga berulang kali menyatakan bahwa, “Kalau kita jaga kepercayaan, uang akan nyusul,”
Dan benar saja, banyak proyek yang ia kerjakan bahkan tidak memakai modal sendiri. Klien-lah yang menyediakan dana. Yang paling penting, kepercayaan dijaga, kualitas dijunjung, dan komunikasi tetap jujur.
Dari dua puluh lima tahun pengalamannya mengelola berbagai proyek, Hengky juga menyadari bahwa proses “menjaga kepercayaan” ini tidak bisa hanya dijalankan lewat janji atau kata semata. Perlu ada sistem yang dapat menjaga alur produksi dan kualitas dari proyeknya, dan hal inilah yang lantas mendorong orang-orang untuk belajar langsung darinya.
Construction Hack: Ruang Belajar, Bukan Sekadar Kelas
Melihat banyak orang takut terjun ke dunia kontraktor karena merasa “bukan orang dalam”, Hengky mendirikan Construction Hack. Sebuah komunitas belajar yang mengajarkan cara membangun karier sebagai kontraktor tanpa koneksi dan tanpa modal besar.
Di sini, peserta tidak akan belajar teori-teori konstruksi yang rumit, alih-alih Hengky akan membagikan framework dan SOP dalam menjalankan bisnis konstruksinya. Pembahasan kelas ini meliputi: 1) Bagaimana caranya mendapatkan proyek pertama dan membangun portfolio, 2) Bagaimana mengatur SDM (tukang, mandor, dll) selama proses produksi, 3) Bagaimana mengatur RAB dan mengelola budget produksi, 4) Bagaimana memastikan kepuasan klien dan menjaga kualitas bangunan.
Semuanya akan dibahas secara lengkap dan praktikal dalam sesi kelas dan komunitas Construction Hack.
Bukti Nyata: Bukan Sekadar Janji
Sudah banyak alumni Construction Hack yang dulunya bukan siapa-siapa. Ada yang mantan pedagang, ada yang baru bangkit dari kebangkrutan, yang lalu bisa memegang berbagai proyek properti seperti kos-kosan, ruko, bahkan villa.
Banyak yang bilang, ilmu Hengky “buka mata.” Karena sebelumnya mereka kira kontraktor = butuh duit banyak. Padahal yang mereka butuhkan cuma satu: jalan yang benar dan komunitas yang gak ninggalin di tengah jalan.
Bukan Sekadar Bangun Rumah, Tapi Bangun Kepercayaan
Buat Hengky, dunia konstruksi bukan soal gambar gedung atau beton, tetapi juga soal hubungan antar manusia. Antara kontraktor dan klien. Antara tukang dan mandor. Antara kita dengan reputasi kita sendiri.
“Kalau orang percaya kamu, proyek akan datang. Tapi kalau kamu gak bisa dipercaya, proyek sebesar apa pun akan hilang,” pungkasnya.
Itulah prinsip yang jadi pondasi Construction Hack.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES