Jumlah wirausaha di Indonesia masih berada di kisaran 3,5% dari total populasi—jauh dari ambang ideal 5% yang dibutuhkan untuk menciptakan ekonomi yang inklusif dan berdaya saing.
Menyadari peran strategis mahasiswa sebagai generasi pembawa solusi, LLDIKTI Wilayah II menggelar agenda “Penguatan Pembelajaran & Kemahasiswaan melalui Pendampingan Penyusunan Proposal Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW)”, menghadirkan MAXY Academy sebagai salah satu pembicara utama.
Isaac Munandar, CEO & Co-Founder MAXY Academy, membagikan perjalanan membangun MAXY Academy dan bagaimana pendekatan kewirausahaan sosial dapat membantu mahasiswa merancang solusi nyata untuk tantangan di sekitar mereka.
Di hadapan peserta dari lebih dari 25 perguruan tinggi se-Sumatera bagian Selatan, Isaac menekankan pentingnya membekali mahasiswa dengan pola pikir wirausaha dan akses terhadap ekosistem yang mendukung.
“P2MW ini bukan hanya tentang proposal bisnis, tapi tentang menanamkan pola pikir untuk menciptakan dampak. Kita tidak sedang membentuk pebisnis biasa, tapi changemaker muda yang bisa membangun solusi berkelanjutan,” ujar Isaac.
MAXY Academy turut memperkenalkan pendekatan terapan yang telah mereka kembangkan bersama mitra seperti TBN Indonesia dan TBN Alliance, yang selama ini aktif membina mahasiswa dan calon sociopreneur dalam merancang bisnis berbasis misi sosial.
Melalui sesi ini, para peserta didorong untuk melihat kewirausahaan bukan sebagai jalur karier semata, melainkan sebagai sarana untuk menciptakan perubahan yang bermakna di masyarakat.
Dengan dukungan dan pendampingan yang tepat, P2MW menjadi katalis penting untuk memperluas gerakan kewirausahaan sosial di kalangan mahasiswa—membentuk generasi baru pengusaha muda yang siap menjawab tantangan zaman.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES