Paduan AI dan Gotong Royong: Indonesia Luncurkan Peta Gotong Royong

Nasional15 Dilihat
banner 468x60

Di saat kondisi iklim makin ekstrim yang mengakibatkan peningkatan kejadian bencana, Indonesia menjadi pelopor dalam menghadirkan sebuah platform berbasis AI yang bekerja secara real-time, dan digunakan oleh komunitas dalam mengurangi resiko bencana. Hari ini, Yayasan Peta Bencana meluncurkan sebuah inisiatif terbarunya, Peta Gotong Royong — sebuah platform AI yang mendorong bantuan antarwarga saat kondisi darurat. Didukung oleh BNPB serta Bapak Bambang Surya Putra, Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Peta Gotong Royong adalah perwujudan dari sebuah terobosan teknologi dari masyarakat untuk adaptasi iklim — dan menegaskan posisi Indonesia dalam memimpin inovasi teknologi AI di bidang iklim. Platform ini mendapatkan banyak pengakuan di tingkat global sebagai sebuah model visioner di tingkat lokal dalam respon bencana berbasis teknologi, ketika dipresentasikan pada acara UN Global Platform for Disaster Risk Reduction di Jenewa di awal bulan ini.

Anomali cuaca yang sebagai akibat dari perubahan iklim mengakibatkan musim kemarau di tahun ini tetap basah alias hujan masih tetap turun, fenomena ini disebut sebagai Musim Kemarau Basah. Memasuki musim kemarau, hujan deras yang terus terjadi menyebabkan Danau Tondano di Sulawesi Utara meluap sehingga ribuan warga harus mengungsi dari rumahnya, setidaknya tiga Kabupaten di Jawa Barat terendam banjir, dan hujan mengakibatkan tanah longsor di Deli Serdang dan Karo Sumatera Utara akibat hujan deras yang terjadi meskipun saat ini sudah memasuki musim kemarau. Peristiwa ini merupakan bagian dari pola yang lebih luas dari meningkatnya bencana terkait iklim di seluruh Asia Tenggara. Menurut BNPB, ada lebih dari 600 bencana pada kuartal pertama tahun 2025. Indonesia sedang menghadapi anomali cuaca yang diakibatkan meningkatnya suhu air laut dan pola musim hujan yang tidak menentu, menurut BMKG.

banner 336x280

Di tengah meningkatnya urgensi ini, PetaBencana.id meluncurkan Peta Gotong Royong, platform baru dengan dukungan AI yang dirancang untuk mendukung penyaluran bantuan bencana antar-warga, memberdayakan aksi di tingkat lokal, dan memenuhi kebutuhan di saat kritis dalam respons kemanusiaan. Dibangun di atas fondasi tepercaya PetaBencana.id — platform pemetaan bencana real-time terbesar di Asia Tenggara, yang aktif sejak 2017 — Peta Gotong Royong memperluas komitmen selama satu dekade untuk memperkuat ketahanan masyarakat melalui teknologi yang terbuka dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat.

Inisiatif ini hadir di tengah tantangan besar dalam dunia sains iklim global, di mana proses penyusunan Laporan Penilaian Ketujuh (AR7) oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mengalami penundaan signifikan. Keterlambatan ini menimbulkan kekhawatiran atas ketersediaan data iklim yang tepat waktu, yang dibutuhkan untuk mendukung proses pengambilan kebijakan secara responsif dan berbasis bukti ​.

“Masyarakat harus diperlengkapi sumberdaya yang tepat untuk bertindak ketika bencana terjadi,” kata Nashin Mahtani, Direktur Yayasan Peta Bencana. “Peta Gotong Royong dibangun di atas tradisi gotong royong yang kuat di kawasan ini dengan menyediakan perangkat digital yang sesuai dengan tantangan abad ke-21.”

Penelitian telah menunjukkan bahwa pada jam-jam dan hari-hari kritis setelah bencana, tindakan yang paling menyelamatkan jiwa dan bantuan langsung datang dari mereka yang sudah berada di lapangan. Namun, sistem tanggap bencana formal seringkali kesulitan untuk mengintegrasikan dan mendukung gotong royong akar rumput secara efektif. Selama bencana, platform media sosial sering kali menjadi pusat penting untuk koordinasi dan berbagi informasi — tetapi banyaknya unggahan dapat dengan cepat menjadi sangat banyak, sehingga sulit untuk memverifikasi kebutuhan, memprioritaskan tanggapan, dan memastikan bahwa bantuan menjangkau mereka yang paling membutuhkannya. Peta Gotong Royong menanggapi tantangan ini dengan menyediakan platform gratis dan terbuka tempat siapapun dapat melaporkan kebutuhan mendesak, menawarkan bantuan, dan mendapatkan bantuan secara langsung — semuanya menggunakan alat yang sudah dikenal seperti WhatsApp dan media sosial lain seperti Telegram dan Facebook Messenger. Platform ini dirancang untuk memanfaatkan kekuatan media sosial—tempat sebagian besar koordinasi respons bencana telah terjadi—dan menyalurkannya ke dalam sistem yang terorganisasi, terstruktur, dan dapat ditindaklanjuti yang dapat digunakan oleh masyarakat dan relawan.

“Pada saat krisis, masyarakat adalah penanggap pertama. Masyarakat perlu mengaktualisasikan semangat gotong-royong melalui dukungan, penggunaan juga lewat PetaBencana.id, tak lain untuk Indonesia bisa lebih tangguh menghadapi bencana. Ancaman risiko di Indonesia sewaktu-waktu bisa terjadi, karena itu dengan adanya data bersama menjadi sumbangsih dan bentuk gotong royong yang unik. Ini merupakan ladang pahala baru melalui Peta Gotong Royong. Mengapa disebut Gotong Royong? Karena tidak ada pemimpinnya, karena kita semua setara dan bekerja bersama untuk mengatasi masalah yang kita hadapi di lingkungan kita. Peluncuran ini menjadi momen penting untuk memperkuat solidaritas kemanusiaan melalui Peta Gotong Royong dari PetaBencana.id,” kata Bapak Bambang Surya Putra, Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam upaya tanggap bencana.

Senada dengan pernyataan di atas, Indra Kurniawan, Kepala Departemen Manajemen Bencana PMI Bogor 2015–2017 sekaligus penyintas Gempa Sukabumi 2022, menekankan pentingnya kolaborasi dan informasi di lapangan. “Sebagai relawan dan warga masyarakat yang sering turun langsung di lokasi bencana, saya sangat merasakan pentingnya informasi yang cepat dan akurat. Aplikasi ini jadi jembatan buat kita semua—warga, relawan, komunitas, sampai pemerintah—buat saling tahu, saling bantu, dan bergerak bersama,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Indra menyoroti bagaimana Peta Gotong Royong memperkuat upaya tersebut dengan pendekatan berbasis komunitas. “Peta Gotong Royong dari PetaBencana.id merupakan perangkat penting yang membantu mengidentifikasi kebutuhan mendesak dan memberdayakan masyarakat setempat, yang selalu menjadi penanggap pertama di saat krisis. Dengan mendukung koordinasi dan saling melengkapi dalam upaya kemanusiaan, platform ini mewujudkan komitmen kemanusiaan inti untuk tanggap bencana yang efektif dan dipimpin secara lokal.”

Setelah melalui tahap fase uji coba awal selama banjir Februari 2025, platform ini menunjukkan tingkat pencocokan kebutuhan di lapangan 70% lebih cepat dibandingkan dengan koordinasi melalui  media sosial menurut staf PMI Deli Serdang, Bapak Supriadi Herlambang.

“Maret 2025, banjir bandang terjadi di Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Saya yang berada jauh di Deli Serdang, Sumatera Utara, berkoordinasi dengan rekan-rekan PMI Padang Sidempuan untuk mengirimkan permintaan bantuan berdasarkan data tersebut melalui fitur Peta Gotong Royong dari PetaBencana.id. Setelah beberapa hari, permintaan saya mendapatkan respon dari salah satu donatur sehingga para korban banjir bisa mendapatkan bantuan sederhana seperti perlengkapan wanita (pembalut).

Fitur Peta Gotong Royong memiliki manfaat yang sangat besar bagi Masyarakat. Kita dapat meminta bantuan yang sangat dibutuhkan bagi korban bencana secara lebih cepat dan efektif.

Memang benar, PetaBencana.id sangat bermanfaat karena selain kita bisa memberikan laporan bencana yang terjadi, kita juga bisa meminta donasi kepada donatur dan sesama. Tak hanya meminta tapi kita pun dapat berbagi dan memberikan donasi bagi sesama.”

Supriadi, PMI Deli Serdang, Sumatera Utara – Testimoni pengguna Peta Gotong Royong.

Seiring dengan meningkatnya risiko iklim di Asia Tenggara, inisiatif seperti Peta Gotong Royong menunjukkan potensi AI dalam meningkatkan ketahanan dan respons bencana. Sementara sains iklim global menghadapi tantangan politik, masyarakat lokal mengambil langkah proaktif untuk melindungi masa depan mereka. Peningkatan peran masyarakat juga didukung oleh Zahrotul Ulya, Direktur Eksekutif Daerah PKBI Jawa Timur. Ia menyebutkan, “Peta Gotong Royong oleh PetaBencana.id bisa mengajak lebih banyak orang untuk berpartisipasi aktif dalam memberikan bantuan kepada korban bencana. Dengan mudahnya akses dan transparansi yang ditawarkan, masyarakat merasa lebih percaya diri untuk terlibat dan berkontribusi.”

Lebih dari sekadar pelaporan, Zahrotul menekankan bahwa platform ini juga memberi ruang bagi warga untuk menyampaikan kebutuhan secara spesifik, yang sering kali luput dalam respons darurat konvensional. “Platform ini menyediakan alat untuk meminta berbagai macam kebutuhan termasuk bantuan untuk kebutuhan rumah tangga, bayi, anak-anak, dan sebagainya, yang menyediakan cara penting untuk menanggapi kebutuhan spesifik selama bencana,” tambahnya.

I Nyoman Suartanu, Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, merefleksikan resonansi budaya dan spiritual dari platform tersebut: “Bantuan bersama berakar pada kemanusiaan kita—memerlukan ketulusan, kesukarelaan, dan kemauan untuk mengatasi ego demi kebaikan bersama. Inisiatif terbaru PetaBencana.id, dengan Peta Gotong Royong, bukan sekadar inovasi teknologi; ini adalah panggilan moral untuk bersatu lintas agama dan komunitas dalam semangat tanggung jawab bersama. Di PHDI, gerakan kami untuk mencintai kehidupan sangat selaras dengan inisiatif ini, dan kami berkomitmen untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana melalui kolaborasi, kasih sayang, dan tindakan kolektif.”

Prinsip gotong-royong yang diemban oleh PetaBencana.id juga dipuji oleh Yasser Atmanegara, Wakil Sekretaris Pusat Penanggulangan Bencana Muhammadiyah Jakarta, yang menyatakan: “Pertama-tama saya sangat senang nama ini dipilih dengan tepat karena ini merupakan terobosan teknologi yang berlandaskan pada kearifan lokal, semangat gotong royong. Peta Gotong Royong sangat menjanjikan sebagai platform untuk tidak hanya koordinasi, tetapi juga kolaborasi, lintas organisasi, yang memungkinkan penyaluran bantuan lebih cepat, lebih efektif, dan lebih langsung. Peta ini membantu memangkas birokrasi, mendukung respon antarwarga, dan menjadi catatan penting partisipasi publik dalam respons dan pemulihan bencana. Ini menunjukkan betapa kuatnya masyarakat kita ketika kita bekerja bersama.”

Platform ini juga mencerminkan tren yang lebih luas menuju tata kelola bencana yang terdesentralisasi, seperti yang diakui dalam kerangka kerja ASEAN terkini tentang ketahanan iklim. Karena penundaan politik global mengancam akan memperlambat sains iklim global dan respons internasional yang terkoordinasi, inovasi seperti Peta Gotong Royong menawarkan jalan ke depan — di mana masyarakat tidak menunggu bantuan, tetapi memimpin langsung koordinasi pasca kejadian bencana.

Fitur Utama Peta Kerja Gotong Royong:

+ Pelaporan Kebutuhan Secara Real-Time: Individu yang terdampak dapat melaporkan kebutuhan mereka melalui platform Peta Gotong Royong, yang memungkinkan siapapun untuk menanggapi dengan bantuan yang tepat dan tepat waktu.

+ Sistem Pencocokan Terdesentralisasi: Anggota masyarakat, organisasi lokal, dan relawan dapat berkoordinasi secara langsung, sehingga mengurangi keterlambatan dalam penyaluran bantuan. Data Terbuka untuk Transparansi: Platform ini menyimpan catatan permintaan bantuan dan pemenuhannya yang dapat diakses publik untuk meningkatkan akuntabilitas dan menghindari duplikasi.

+ Integrasi yang Sempurna dengan Media Sosial: Dirancang untuk bekerja dengan aplikasi pengiriman pesan yang umum digunakan di Indonesia, menjadikan partisipasi masyarakat lebih mudah dan dapat diakses oleh khalayak luas.

banner 336x280

Artikel ini juga tayang di VRITIMES