Strategi Nabung Emas dari Mengubah Kebiasaan Kecil

Nasional9 Dilihat
banner 468x60

Menabung emas seringkali diasosiasikan dengan pengorbanan besar dan kesulitan menahan godaan gaya hidup. Apalagi bagi generasi milenial yang hidup di tengah kemudahan transaksi digital, tren konsumsi instan, dan gaya hidup spontan. 

Menabung emas tidak selalu harus ekstrem. Bukan tentang menyisihkan jutaan rupiah dalam satu waktu, melainkan membangun konsistensi kecil yang akan bertumbuh menjadi kebiasaan finansial sehat sekaligus aset jangka panjang.

banner 336x280

Ganti Kopi dengan Emas 

Salah satu kebiasaan kecil yang bisa kamu ubah jadi aset adalah minum kopi. Bayangkan, kalau setiap kali kamu tergoda membeli kopi kekinian atau camilan lucu, coba ubah mindset kamu. Misalnya, satu gelas kopi seharga Rp30.000 yang rutin dibeli tiga kali seminggu akan menghabiskan Rp360.000 dalam sebulan. Kalau dialokasikan ke emas digital, jumlah itu setara hampir 0,5 gram emas dan itu hanya dari satu kebiasaan kecil.

Saat ini mencoba strategi ini, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, di antaranya: 

Saat kamu ingin jajan, coba tahan diri dan tanyakan, “Apakah aku benar-benar butuh ini, atau hanya impulsif?”

Jika kamu tetap ingin membeli, imbangi dengan menyisihkan jumlah yang sama untuk emas. Contohnya, beli es teh manis Rp5.000? Sisihkan juga Rp5.000 ke akun investasi emasmu.

Buat catatan mingguan berapa banyak “uang jajan” yang berhasil kamu alihkan ke tabungan emas. Dari situ kamu bisa lihat pertumbuhan nyata dari kebiasaan kecil tersebut.

Kuncinya bukan melarang diri secara ekstrem, namun membentuk kebiasaan berpikir dua kali sebelum belanja, sambil tetap memberi ruang untuk kesenangan.

Menentukan Target Impian Kecil yang Realistis

Setelah mulai terbiasa dengan kebiasaan kecil seperti ini, langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan yang jelas. Salah satu alasan menabung emas terasa membebani adalah karena target yang terlalu besar dan jauh dari jangkauan. Memang penting punya mimpi besar seperti membeli rumah atau dana pensiun, tetapi dalam jangka pendek, kamu juga perlu milestone kecil yang terasa lebih nyata.

Beberapa contoh target impian kecil yang bisa kamu tetapkan:

1. Membeli gadget impian tanpa cicilan dalam 6 bulan.

2. Mengumpulkan dana liburan ke luar kota atau luar negeri dengan cara menyisihkan Rp100.000 per minggu.

3. Menabung untuk membeli hadiah untuk diri sendiri setelah mencapai target kerja atau freelance tertentu.

4. Mengalokasikan dana untuk ikut pelatihan online atau membeli tools kerja yang bisa meningkatkan pendapatan.

Dengan target-target kecil yang jangka waktunya lebih dekat, kamu akan lebih termotivasi karena bisa melihat progres dan hasil secara cepat. Ini akan mendorong semangat kamu untuk terus melanjutkan kebiasaan menabung emas ke target yang lebih besar.

Sedikit, Tapi Rutin. Kecil, Tapi Konsisten

Banyak orang masih berpikir bahwa emas hanya bisa dibeli dalam bentuk fisik dan dalam jumlah besar. Faktanya, emas digital bisa dibeli mulai dari nominal kecil bahkan Rp10.000 sekalipun. Inilah yang membuat emas digital sangat relevan untuk kamu yang ingin mulai investasi tanpa tekanan besar.

Keunggulan emas digital:

1. Bisa dibeli dengan nominal kecil dan fleksibel.

2. Harga transparan dan bisa dicek setiap hari.

3. Aman dan legal, karena sudah berizin dan diawasi OJK

4. Bisa dijual kapan saja jika sedang butuh dana mendesak.

5. Cocok untuk tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.

Dengan semua fitur ini, emas digital menjadi alternatif menabung yang lebih modern dan fleksibel. Kamu tetap punya kendali penuh, tanpa perlu repot menyimpan emas fisik atau khawatir dengan keamanan.

Selain itu, investasi emas digital juga lebih praktis, mudah, dan murah. Kamu bisa dimulai dari nominal kecil, mulai dari Rp10.000 di aplikasi neobank dari Bank Neo Commerce. 

Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store. Investasi emas digital di Neo Emas sekarang! 

Info lengkap serta syarat & ketentuan mengenai Neo Emas, kunjungi link Neo Emas

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

banner 336x280

Artikel ini juga tayang di VRITIMES